Perkembangan Psikologi Pada Anak Masa Prasekolah
Masa prasekolah pada anak disebut juga dengan masa penjelajah dimana pada masa ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan cenderung menjelajah lingkungan sekitar. Dengan masa mereka yang serba ingin tahu, anak biasanya semakin banyak bertanya. Untuk menunjang perkembangan pada anak, orang tua hendaknya memenuhi segala kebutuhan anak termasuk kebutuhan gizi dengan memberikan susu pertumbuhan Wyeth.
Orang tua juga harus mengetahui tantang apa saja perkembangan psikologi pada anak masa prasekolah agar lebih bisa memahami anak.
Perkembangan emosi – kematangan emosi merupakan salah satu tolak ukur untuk kepribadian yang baik. Jadi, semakin matang keadaan emosi seseorang maka semakin stabil pula kepribadiannya. Pada anak usia prasekolah, orang tua bisa mengajarkan untuk mengekspresikan diri dengan cara mengungkapkan emosi. Anak hendaknya diajarkan untuk bersikat asertif untuk menjaga hak-hak mereka dengan tidak merugikan orang lain. Pada tahap ini, emosi marah dan iri hati sering ditunjukkan oleh anak usia prasekolah. Orang tua bisa mengajari anak untuk tidak cepat marah dan mengajarkan anak untuk selalu mengutarakan isi hati mereka.
Perkembangan kreativitas – anak pada usia batita biasanya mempunyai kretivitas imajiner dan animasi. Namun kreativitas ini biasanya sudah ditinggalkan pada masa prasekolah dan digantikan dengan white lies atau dusta putih. White lies pada anak tidak bertujuan untuk menipu namun karena mereka merasa yakin akan suatu hal dan ingin bualannya didengar. Mereka pada masa ini sudah mempunyai otoritas dan egonya; jadi bila mereka percaya bila ada naga di depan rumah, merekapun ingin orang lain percaya hal yang sama. Namun, seiring berkembangnya usia, mereka akan bisa membedakan mana yang khayalan dan kenyataan.
Perkembangan sosial – masa prasekolah, merupakan salah satu masa untuk anak mengembangkan kemampuan sosial mereka. Pada masa prasekolah ini mereka mulai melihat dunia yang lebih luas dari pada rumah.
Perkembangan kognitif – pada masa prasekolah, biasanya anak terampil dalam berbahasa dengan ditunjukkan dengan kefasihan berbicara. Untuk terus mengasah perkembangan kognitif pada anak, orang tua bisa melakukan interaksi yang bervariasi dan sesering mungkin dengan anak.