Sudah lama dipahami jika generator listrik amat sangat berguna untuk menunjang kegiatan sehari-hari di rumah maupun kegiatan industri di pabrik-pabrik saat sumber energi listrik utama dari PLN terputus. Namun sangat disayangkan, kebanyakan generator listrik tergolong cukup berbahaya bagi lingkungan, bahkan bagi manusia, jika diletakkan di tempat tertutup. Emisi buangan dari proses kerja generator bisa menyebabkan bertambahnya kerusakan lingkungan, terutama bagi generator listrik yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya. Untungnya, perkembangan teknologi telah memungkinkan generator listrik dijalankan dengan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, salah satunya adalah dengan menggunakan bio-ethanol.
Bio-ethanol atau yang biasa disebut etanol saja, berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan dasar etanol tersebut membuat etanol berpotensi untuk menggantikan bahan bakar fosil. Sehingga potensinya untuk digunakan sebagai bahan bakar generator listrik masih sangat tinggi. Meski generator listrik berbahan bakar etanol sangat menjanjikan kinerja ramah lingkungan, ada baiknya bila Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan generator listrik berbahan bakar etanol ini.
Sisi lain kelebihan generator listrik
Dari sisi kelebihannya, selain ramah lingkungan dan berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui, generator listrik berbahan bakar etanol mampu melakukan semua hal yang bisa dilakukan oleh generator berbahan bakar fosil. Meski efisiensi energi yang dihasilkan tidak sebesar bahan bakar fosil, namun dengan karakteristiknya yang merupakan bahan bakar yang dapat diperbarui, maka etanol jauh lebih unggul. Selain itu, bagi negara besar seperti Indonesia yang memiliki tanah yang subur, produksi etanol bisa dilakukan dalam jumlah yang sangat besar. Pada akhirnya etanol akan mengurangi ketergantungan akan minyak bumi yang harganya makin melambung tinggi. Bagi masyarakat di Indonesia sendiri, generator listrik berbahan bakar etanol cocok digunakan mengingat iklim tropis di sini tidak menyebabkan pembekuan pada etanol, yang biasanya menjadi masalah di negara-negara beriklim dingin dan bersalju.
Terlepas dari kelebihan tersebut, saat ini etanol juga masih memiliki beberapa kekurangan yang kentara dan terasa secara langsung bagi pengguna etanol. Kurangnya SPBU atau stasiun pengisian bahan bakar etanol membuat masyarakat sulit mengakses bahan bakar ramah lingkungan ini. Hal ini juga merupakan buntut dari kurang maraknya produksi etanol secara massal. Meski Indonesia memiliki bahan dasar pembuat etanol dalam jumlah yang melimpah, namun pembuatan etanol sendiri masih sedikit. Kedua kekurangan ini sangat mengganggu penggunaan etanol sebagai bahan bakar utama untuk menggantikan bahan bakar fosil. Namun karena ini adalah masalah sistematik yang menyangkut pemerintahan dan sumber daya energi, maka harapan untuk memperbaiki keadaan ini bisa terus dipupuk. Generator listrik berbahan bakar etanol akan mendapatkan masa keemasannya saat etanol sudah bisa didapat dengan mudah dimana-mana.