Semakin menggunungnya sampah organik merupakan salah satu masalah besar bangsa kita, terbatasnya lahan yang dapat digunakan untuk tempat pembuangan akhir dan kesadaran masyarakat yang rendah terhadap perilaku membuang sampah pada tempatnya membuat masalah ini menjadi semakin rumit. Pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos merupakan salah satu solusi untuk mengurangi jumlah sampah organik di lingkungan kita. Berikut ini cara pembuatan pupuk kompos menggunakan sampah organik:
- Siapkan wadah untuk pengomposan
Wadah yang digunakan berupa ember, pot bekas atau wadah lainnya yang berbahan dasar plastik untuk menghindari karat yang diakibatkan air lindi kompos. Kemudian lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air dari dalamnya
- Siapkan bahan baku pupuk kompos
Bahan baku ini menggunakan sampah organik berupa sampah organik rumah tangga seperti sisa nasi, sayuran, kulit buah, daun tanaman dan sampah organik sejenis lainnya. Setelah itu pilah antara sampah organik dan sampah anorganik. Potong-potong atau rajang sampah organik ini hingga bentuknya kecil-kecil untuk memudahkan proses pengomposan.
- Pembuatan tumpukan
Pada tahapan ini, sampah organik hasil proses pemilahan ditumpukkan pada wadah pengomposan. Caranya masukkan sampah organik ke dalam wadah (sebaiknya gunakan drum) setiap harinya, lalu taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala. Jika ada tambahkan kotoran binatang seperti kotoran ayam atau kotoran kambing yang dapat meningkatkan kualitas kompos. Tutup drum dengan tanah dan diamkan selama dua bulan. Setelah itu kompos dapat dipanen sebagai kompos matang.
- Tahapan Penyiraman
Pada tahapan penyiraman, proses ini dilakukan jika tumpukan sampah terlalu kering. Tumpukan tersebut disiram dengan air secara merata. Proses ini berfungsi agar bakteri dapat bekerja secara optimal. Kadar air yang ideal pada tumpukan sampah selama proses pengomposan adalah berkisar antara 50-60%.
- Pengontrolan suhu
Anda harus melakukan pengukuran suhu pada tumpukan dengan alat bantu termometer kompos. Caranya dengan menancapkan termometer ke dalam tumpukan sampah dan biarkan hingga jarum penunjuk suhu posisinya diam tidak berubah-ubah lagi. Pertahankan suhu pada kisaran 60-70 yang bertujuan agar bakteri patogen dan bibit gulma mati.
- Proses pengayakan
Selanjutnya saring pupuk kompos tersebut untuk mendapakan butiran yang sama. Hasil dari proses pengayakan ini adalah anda mendapatkan kompos yang halus dan yang kasar. Kompos yang halus dapat digunakan untuk tanaman hias dan tanaman kecil lainnya, dan yang kasar dapat dimanfaatkan untuk buah-buahan serta tanaman besar lainnya.
- Tahap pengemasan
Setelah tahap pengayakan selesai maka kompos siap untuk dikemas ke dalam karung atau plastik yang kedap air lalu simpan.