BRT adalah Bus Rapid Transit. Bus ini menggunakan sisitem bus cepat aman dan tepat waktu. Kecepatan dari Bus Rapid Transit ini rata-rata 19-48 km/jam. Bus Untuk BRT menggunakan bus model seperti mini bus dengan kapasitas maksimal 50 orang. Untuk mendukung rencana yang dibuat oleh pemerintah Tangerang maka pemerintah kota tangerang mengadakan seleksi untuk sopir BRT bagi para sopir angkot di daerah Tangerang. Selain itu juga pemerintah berencana untuk mengalihkan para sopir angkot menjadi supir taksi.akan tetapi Ada BRT di tangerang, sopir angkot ingin beralih ke Gojek. Mereka menolak rencana pemerintah tersebut. Hal ini disebabkan karena penghasilan Gojek lebih besar daripada menjadi sopir angkot.
Banyak para sopir angot yang mengeluh karena sulitnya mencari penumpang apalagi jika sudah jam 9 sampai jam 12. Selain itu juga masyarakat sudah tidak nyaman lagi ketika menaiki angkutan umum karena seringnya terjadi kasus kriminal yang terjadi di angkot seperti pencopetan, penodongan, penjambretan dan pelecehan seksual bagi para penumpang wanita. Apalagi setelah adanya kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh sopir angkot kepada penumpang wanita pada malam hari, menyebabkan mereka enggan menggunakan angkot pada malam hari. Sehingga banyak sekali para sopir angkot yang pindah profesi. Selain hal-hal diatas rencana pengembangan Bandara Soekarno Hatta juga mempengaruhi pendapatan supir angkot. Mereka memilih menjadi supir Gojek. Gojek merupakan adalah sebuah layanan memesan ojek melalui internet. Para sopir ojek ini dibekali smartphone sebagai alat untuk memesan layan jasa ojek. Smartphone yang diberikan dengan cara menyicil setiap bulannya sebesar Rp. 20 ribu dengan memotong penghasilan mereka setiap minggunya. Penghasilan mereka setiap harinya bisa mencapai Rp 200 ribu sampai dengan Rp 500 ribu, cukup menggiurkan bukan penghasilan sopir Gojek tiap harinya. Hal ini yang menjadi alasan utama mengapa ada BRT di tangerng, sopir angkot ingin beralih ke Gojek.
Recana pemerintah tangerang akan menyediakan 10 armada BRT yang bisa dioperasikan dalam kota. Dengan membangun 20 titik pemberhentian bus atau halte. Diperkirakan rencana ini akan rampung paling lambat Desember 2015. Bus ini diharapkan akan digunakan oleh semua pengguna transportasi umum mulai dari pekerta, bahkan pelajar ataupun masyaraka umum lainnya.
Kembali lagi soal BRT. Pemerintah Kota Tangerang akan membuka satu jalur terminal Poris Plawad-Jatiuwung. Bus ini akan dilengkapi fasilitas AC.
Menurut Walikota tangerang tentang penolakan sopir angkot terhadap rencana BRT, dia mengatakan. Angkot masih bisa beroperasi. Hal tersebut diserahkan kembali kepada penumpang apakah akan menggunakan angkot atau BRT. Selain itu juga pemerintah akan bekerjasama dengan sopir angkot agar sopir angkot bisa menjadi supir BRT.
Rencanya BRT akan mulai bisa digunakan oleh para penumpang pada awal tahun 2016. Kita lihat saja mudah-mudahan rencana pemerintah ini lancar dan BRT di Tangerang akan cepat terealisasi.